Sabtu, 02 Januari 2010

TUGAS JATIDIRI

MARRIED BY ACCIDENT (MBA)
DAN DAMPAKNYA


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Di dalam suasana kebebasan infornmasi seperti yang kita alami sekarang ini, dapat dipastikan sudah pernah atau bahkan sering mendengar istilah pergaulan bebas, seks bebas, seks pranikah, hamil diluar nikah, aborsi, dan lain-lain. Informasi semacam itu bisa kita dapatkan di media massa, internet, televisi dan berbagai macam sumber lainnya. Istilah-istilah tersebut kita sudah akrab karena tidak jarang terjadi di lingkungan kita.
Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena dengan seks makhluk hidup dapat bertahan dan menjaga kelestarian keturunannya. Namun disisi lain penyaluran hasrat seksual yang belum semestinya dilakukan dapat menimbulkan akibat yang serius, seperti kehamilan atau tertular penyakit kelamin.
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke lembah perzinahan (free sex) sampai hamil di luar nikah hingga menyebabkan Married By Accident (MBA). Hal ini disebabkan terlalu bebasnya pergaulan mereka, faktor utamanya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu juga didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita, sehinga mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.

Pada perkembangan tahap remaja akhir, individu biasanya mencari teman untuk pasangan hidup dilakukan secara lebih serius dan berkomitmen. Namun tidak jarang pergaulan yang dilakukan melampaui batas-batas karena mereka merasa saling mencintai dan saling memiliki satu sama lain, sehingga menimbulkan kehamilan. Maka jelas adanya suatu fenomena baru yang menunjukkan berkembangnya perilaku seks bebas dikalangan remaja dan kecenderungan hamil diluar nikah.

B. Permasalahan
Married By Accident atau biasa disingkat MBA, banyak terjadi di lingkungan masyarakat terutama kalangan remaja saat ini, banyak pernikahan yang terjadi dimasyarakat secara tidak wajar, misalnya, pernikahan dengan jarak waktu antara menikah dan kelahiran anak, belum ada 9 bulan menikah ternyata sudah lahir seorang bayi dari rahim sang istri, yang tentunya akan membuat masyarakat sekitar berpikiran negatif pada pasangan suami istri tersebut. Gunjingan dan celaan muncul di masyarakat sekitar yang pastinya akan menimbulkan beban mental baik dari diri sendiri maupun keluarga. Married By Accident,



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sejak tahun 1960-an, ketika mulai muncul revolusi seks di daratan Eropa dan Amerika, penelitian mengenai keserbabolehan dalam perilaku seksual pada remaja mulai dilakukan. Ada indikasi yang menunjukkan adanya peningkatan presentase remahja yang memiliki tingkat keserbabolehan yang tinggi atau yang melakukan hubungan seksual pranikah yang menyebabkan kehamilan sebelum menikah. (Sarwono.1989)
Penelitian dilakukan oleh Dr. Boyke Dian Nugraha (seorang ahli obstetric dan ginekologi) di suatu klinik aborsi, ditemukan 50% pengunjungnya berusia 15 s.d. 20 tahun dan 44,5% diantaranya hamil diluar nikah. (Republika.1999)
Melahirkan di usia muda, meskipun dengan keadaan panggul yang masih belum sempurna, namun secara fisiologis, dengan arti bantuan teknologi kedokteran yang canggih sekarang ini , bisa diatasi. Dibandingkan dengan melakukan aborsi, melahirkan di usia muda lebih aman. Aborsi dapat merusak tubuh wanita diantaranya rahim akan robek akibat tindakan kuretase pasca persalinan paksa sehingga terjadi pendarahan dalam perut, kemudian tak jarang yang mengalami pendarahan vagina, lalu infeksi kuman yang menyebar lewat pembuluh darah dan tidak sedikit pula yang akhirnya mandul. (Nugraha.1997)
Menikah dikarenakan kehamilan yang terjadi sebelumnya dapat menimbulkan efek psikologis yang negatif, seperti rasa khawatir dan tertekan terhadap gunjingan masyarakat sekitar terhadap keluarganya, bahkan bisa menimbulkan keinginan untuk bunuh diri. (Balusyi.1962)
Presentase aborsi lebih besar dibandingkan dengan pernikahan karena “kecelakaan”, menurut penelitian, hal ini terjadi karena banyak pria yang lepas tangan saat mangetahui bahwa telah terjadi kehamilan akibat free sex yang mereka lakukan. (Bastaman.1996)

Married By Accident dapat menjadi indikator rusaknya moral suatu bangsa, banyak hal-hal negatif yang ditimbulkan dari sini. Angka perceraian sangat tinggi, da pranata pernikahan diragukan. Akibatnya keluarga sebagai sendi masyarakat runtuh, kemudian terjadi dekadensi moral. Wabah AIDS menebar kengerian dan ketakutan karena semakin liarnya perilaku masyarakat dalam free sex. (Kenedy. 1962)



BAB III
PEMBAHASAN

Married By Accident atau biasa dikenal dengan MBA merupakan hal yang sudah banyak terjadi di masyarakat khususnya kalangan remaja. Pada jaman dahulu kala, permasalahan hamil diluar nikah merupakan hal yang sangat jarang dijumpai, jangankan hamil diluar nikah, laki-laki dan perempuan berduaan saja merupakan hal yang sangat tabu. Namun sekarang ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa, bahkan ada pendapat bahwa anak remaja yang tidak berpacaran akan ketinggalan jaman, hal ini sangat bertolak belakang dengan Indonesia sebagai negara yang menganut budaya timur. Begitukah dengan Anda ?
Married By Accident menurut hukum ajaran agama islam tidak sah, karena seharusnya pernikahan dilaksanakan tidak dalam keadaan hamil, tetapi pada saat sang calon istri sudah melahirkan atau tidak hamil. Namun nasi sudah menjadi bubur, banyak tanggapan orang dan masyarakat sekitar yang miring apabila ada anak perempuan yang tiba-tiba sudah melahirkan tanpa menikah terlebih dahulu. Married By Accident mungkin merupakan jalan untuk menutupi kesalahan yang sudah terlanjur ada.
Di kalangan remaja dan artis-artis sudah banyak yang dapat kita jadikan pelajaran, salah satunya adalah cerita dari sebuah SMA, Jenny (nama samaran) hamil saat ia masih SMA. Dengan paksa orang tuanya memindahkan ia ke propinsi. Padahal pacarnya juga masih SMA ingin menikahinya dan bertanggung jawab. Maka terjadilah kucing-kucingan antara orang tua si perempuan dengan pihak laki-laki. Akhirnya, setelah melalui perjuangan yang begitu rumit, orang tua si perempuan setuju untuk melegalkan hubungan mereka. Lain lagi dengan cerita artis kita, sebut saja Mr.X yang telah menghamili Ms.Y, sang Ms.Y meminta pertanggung jawaban dari Mr.X karena ia sedang naik daun, awalnya ia tidak mau mengakui sudah menghamili perempuan tersebut, namun setelah didesak oleh keluarga, akhirnya Mr.X mau juga bertanggung jawab untuk mempertahankan imagenya.
Namun pada kenyataannya sekarang, setelah beberapa tahun menikah, Mr.X menggugat cerai sang istri, sungguh sangat memprihatinkan.
Dari cerita diatas, Married By Accident, tidaklah selalu bisa memberikan ketenangan bagi pelakunya, terutama bagi sang bayi yang seharusnya bisa mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Mengapa Married By Accident sering terjadi? Hal ini dikarenakan oleh kemajuan jaman seiring arus modernisasi dimana kedudukan antara pria dan wanita mulai disetarakan, sehingga pergaulan mereka menjadi semakin bebas. Pergaulan yang terlalu bebas menyebabkan free sex banyak dilakukan sehingga menjadi hal yang sudah tidak asing lagi bagi kita terutama dikalangan para remaja. Karena remaja sedang mengalami masa yang disebut dengan pubertas, yaitu masa-masa dimana remaja ingin mencari jati dirinya dengan mencoba semua hal yang membuat ia tertarik, celakanya banyak informasi dari luar yang tidak disaring. Dijaman globalisasi seperti sekarang ini sangat mudah mendapatkan informasi-informasi, contohnya dari internet, televisi, handphone, koran, majalah, dan berbagai media lainnya. Hal ini merupakan suatu keuntungan dan bisa sangat merugikan apabila informasi yang terdapat didalamnya banyak memuat hal yang tidak sewajarnya.
Pornografi dan pornoaksi yang bisa memacu timbulnya free sex sudah beredar dengan bebas di kalangan masyarakat meskipun secara sembunyi-sembunyi. Banyak VCD dan DVD porno beredar luas, film-film di bioskop pun kebanyakan memuat adegan-adegan vulgar. Film-film ini tidak hanya ditonton oleh orang dewasa, tetapi anak-anak yang belum cukup umur sering menontonnya. Kurangnya pengetahuan tentang sex dan iman menyebabkan rasa ingin mencoba yang akhirnya bisa menjerumuskannya ke dalam pergaulan bebas atau free sex. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya menyebabkan semakin longgarnya peluang untuk free sex. Meskipun sekarang Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi sudah disahkan, tetapi kenyataan yang kita lihat tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, masih banyak orang-orang yang tidak peduli dengan tata krama yang seharusnya menjadi kepribadian bangsa Indonesia, yaitu adat kesopanan.
Married By Accident paling banyak terjadi dikalangan remaja, khusunya mahasiswa, tidak menyangkut status sosial maupun ekonomi. Kalau sudah cinta, apapun rela dilakukan, kecintaan terhadap lawan jenis adalh fitrah manusia tetapi pacaran bukanlah wadah yang tepat. Cinta bukanlah sekedar pandangan mata atau kerlingan, bukan pula lembaran surat yang berisi pujian kata yang melebihi dari ikatan pernikahan, dan cinta tidak akan berakhir dengan pernikahan. Jadi, seharusnya apabila kita mencintai seseorang, kita harus mampu berpandangan jauh, apa dampak yang akan didapat dari free sex. Seharusnya para pelaku free sex mempunyai iman yang mampu membentengi diri mereka agar tidak terjerumus kedalam lembah perzinahan, apalagi hingga terjadi Married By Accident (MBA)
Para remaja selalu disuguhi oleh tontonan yang tidak pantas sehingga menimbulkan gejolak hawa nafsu pada diri mereka, namanya juga remaja, selalu ingin mencoba apa yang membuatnya tertarik. Masalahnya, remaja kita kurang bisa memilih hal yang pantas dan tidak pantas. Mahasiswa sebagai tulan punggung bangsa seharusnya mampu memberikan contoh yang baik kepada generasi penerusnya, tetapi pada kenyataannya justru di kalangan mahasiswa banyak terjadi Married By Accident (MBA), sehingga secara langasung dapat mengganggu proses akademiknya dan secara tidak langsung sudah merusak moral bangsa dan negara.
Belum lagi anak-anak SMA dan SMP, banyak diantara mereka yang juga terjerumus ke dalam free sex, bahkan tak sedikit pula yang hamil hingga harus menikah. Namun pada kenyataannya kasus aborsi lebih banyak diminati daripada harus menikah karena hamil terlebih dahulu. Untuk yang melakukan aborsi lewat bantuan dokter memang banyak juga terutama dari kalangan the have (orang yang berduit). Untuk sekali aborsi saja konon kabarnya oknum dokter menetapkan tarif antara Rp 150.000,00 s.d. Rp 750.000,00 (di Lampung) sesuai usia janin yang ada di dalam kandungan.
Padahal aborsi tidaklah aman, akibat dari aborsi bisa merusak tubuh wanita diantaranya rahim akan robek akibat tindakan kuretase pasca persalinan paksa sehingga terjadi pendarahan dalam perut, kemudian tak jarang yang mengalami pendarahan vagina, lalu infeksi kuman yang menyebar lewat pembuluh darah dan tidak sedikit pula yang akhirnya mandul.
Married By Accident saat ini sudah banyak dijumpai di masyarakat. Bukan hanya wilayah metropolitan yang sarat akan kebebasan bergaul, tetapi daerah terpencil pun sudah merajalela. Bukan tanpa alasan kami mencantumkan daerah terpencil sebagai kawasan yang rentan terjadi MBA, sebut saja daerah A, di daerah tersebut masih sangat banyak dijumpai lahan-lahan kosong yang sepi rumah penduduk, faktor inilah yang mendasari terjadinya banyak free sex, begitu juga di daerah perkotaan yang sudah menganut adat kebaratan, bahkan banyak sekali hotel-hotel yang sangat mudah dimasuki oleh pelaku free sex. Dari hal tersebut, maka tentu saja akan banyak sekali kasus hamil diluar nikah, Married By Accident, hingga aborsi.
Amerika diancam bahaya sebab para pemudanya cenderung dan tenggelam didalam syahwat, sehingga tidak mampu memikul tanggung jawab yang harus dipikul diatas pundaknya. Setiap tujuh pemuda yang maju untuk jadi tentara, terdapat enam pemuda yang tidak pantas dijadikan tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan itu telah merusak keseimbangan Hygienis dan psikis mereka. Apakah rela Bangsa Indonesia seperti itu juga ?
Married By Accident bisa terjadi karena banyak faktor yaitu :
a. Diri sendiri
b. Pengaruh lingkungan
c. Interaksi antara keduanya

Pribadi masing-masing individu sangat menentukan terjadinya Married By Accident, karena semua aktifitas tubuh kita berpotensi menimbulkan zina yang ketika digerakkan atas nama syahwat yang melesat lepas dari kendali fitrah. Watak dan kemampuan mengendalikan diri setiap individu tidak sama, sehingga kemungkinan untuk mengalami Married By Accident. Banyak sumber yang memacu terjadinya Married By Accident karena orang akan sangat mudah mendapatkan informasi tersebut.
Lingkungan sangat banyak mempengaruhi Married By Accident karena jika dalam suatu tempat Married By Accident sudah menjadi hal yang biasa maka, masyarakat sekitarnya tidak akan malu-malu lagi. Bahkan untuk terjadinya kasus Married By Accident akan menjadi lebih besar dari waktu ke waktu, yang akan mengakibatkan tercorengnya moral di tempat tersebut. Faktor budaya tertutup boleh jadi faktor yang paling utama. Budaya tertutup yang sejak lama ada di negeri kita membuat informasi tentang sex menjadi tidak transparan. Orang tua pun menganggap tabu jika membicarakan hal ini pada anaknya, padahal itu sangat diperlukan untuk bekal si anak kelak.
Interaksi antara keduanya mungkin awalnya timbul karena pengaruh lingkungan yang berpendapat bahwa jika tidak pacaran itu kuno, akhirnya dari pacaran timbul dorongan untuk melakukan free sex yang dipacu oleh keadaan lingkungan yang semakin bebas. Akibatnya dengan sangat mudah orang melakukan hubungn yang diluar batas dan kemungkinan menimbulkan terjadinya Married By Accident.
Dampak-dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari Married By Accident diantaranya :
• Dari segi kesehatan
a. Pihak laki-laki
1. Impotensi
Jika itu yang terjadi sebagai akibat dari faktor psikologis, maka gangguan itu muncul misalnya karena perasaan khawatir yang berlebih-lebihan.

2. Ejakulasi dini
Jika laki-laki mendapatkan ejakulasi sebelum terjadi atau beberapa detik setelah penetrasi, misalnya dapat terjadi karena rasa cemas akibat takut dosa atau ketahuan orang lain, dan lain-lain.

b. Pihak perempuan
1. Frigiditas
Kelainan yang mengakibatkan perempuan tidak atau kurang mempunyai gairah seksual. Misalnya bisa terjadi karena hubungan psikologis seperti perempuan tidak senang dengan pasangan seksualnya, perasaan malu, takut atau perasaan bersalah, disamping bisa juga karena faktor organik
2. Anorgasmus
Tidak tercapainya kepuasan ketika berhubungan seks, ini bisa terjadi misalnya perempuan mengalami frigiditas, atau juga karena gangguan dan tekanan psikologis akibat hamil sebelum menikah atau Married By Accident (MBA).
3. Vaginismus
Kejang dari sepertiga bagian bawah otot vagina. Ini bisa terjadi karena perempuan memiliki pengalaman buruk pada hubungan seks sebelum menikah.
4. Disparenia
Perasaan sakit yang timbul pada saat melakukan hubungan seksual.

• Dari segi moral
Married By Accident dapat merusak moral dari masing-masing individu maupun secara luas yaitu bangsa dan negara. Dengan melihat persentase hamil pra nikah dan budaya free sex bangsa lain akan kehilangan kepercayaan kepada bangsa kita, dikarenakan rusaknya moral penduduk kita. Sehingga program kerjasama internasional pun menjadi berkurang.

• Dari segi sosial
Masyarakat akan memberi cap jelek kepada keluarga yang berlatarbelakang Married By Accident. Banyak terjadi bisikan-bisikan, gunjingan, sampai cercaan terbuka terlontar dari masyarakat. Tidak mengherankan dimana masyarakat merasa ada hal yang kurang selaras dengan kepercayaan mereka dan norma-norma adat.

• Dari segi agama
Menikah pada saat hamil hukumnya tidak sah dan termasuk dalam perzinahan. Karena seharusnya pernikahan dilaksanakan tidak dalam keadaan hamil, tetapi pada saat sang calon istri sudah melahirkan atau tidak hamil.

• Dari segi psikologis
Married By Accident akan menyebabkan tekanan mental pada kedua belah pihak, karena merasa berdosa, takut ketahuan aibnya, perasaan belum siap untuk membina keluarga, takut melahirkan muda karena akan beresiko cacat pada bayi.
Dampak-dampak positif yang bisa ditimbulkan dari Married By Accident diantaranya :
• Dari segi kesehatan
1. Janin akan tuimbuh lebih sehat, karena diperhatikan dan dirawat.
2. Married By Accident akan menghindarkan terjadinya aborsi, aborsi tidaklah aman, akibat dari aborsi bisa merusak tubuh wanita diantaranya rahim akan robek akibat tindakan kuretase pasca persalinan paksa sehingga terjadi pendarahan dalam perut, kemudian tak jarang yang mengalami pendarahan vagina, lalu infeksi kuman yang menyebar lewat pembuluh darah dan tidak sedikit pula yang akhirnya mandul.

• Dari segi Psikologis
Psikologis sang perempuan dan laki-laki akan lebih kuat karena merasa mempunyai teman hidup dalam menanggung beban hamil pra nikah. Rasa cemas akan lebih teratasi.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
 Married By Accident atau biasa dikenal dengan MBA merupakan hal yang sudah banyak terjadi di masyarakat khususnya kalangan remaja.
 Married By Accident menurut hukum ajaran agama islam tidak sah, karena
 Seharusnya pernikahan dilaksanakan tidak dalam keadaan hamil, tetapi pada saat sang calon istri sudah melahirkan atau tidak hamil.
 Married By Accident (MBA). Hal ini disebabkan terlalu bebasnya ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita pergaulan mereka, faktor utamanya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini.
 Married By Accident tidak selamanya menjadi pilihan yang tepat bagi pasangan, ada juga dampak negatif. Tetapi banyak juga dampak positif yang bisa diambil dari sini
 Married By Accident bisa terjadi karena banyak faktor yaitu: diri sendiri pengaruh lingkungan, interaksi antara keduanya


B. Saran
Kita harus bisa menghindari segala sesuatu yang bisa mengakibatkan Married By Accident, bukan hanya dari faktor diri sendiri, tetapi juga faktor lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA


Al-Makatti, Abdurahman . 2001 . Pacaran Dalam Kacamata Islam . Jakarta : Media Dakwah.
http://one.indoskripsi.com
http://dianadji.multiply.com/journal/item/314/Hamil_di_Luar_Nikah_dan_Permasalahan_Sosialnya
Majalah Permata Edisi 23 November 1997
Sultoni, Wahyu Bagja . 2007 . Ilmu Sosial Dasar . Bogor : STKIP Muhamadiyah.

Tidak ada komentar: